Catatan Perjalanan ke Italia
(Ditemukan dari arsip lama).
Pada tahun 2004 saya diundang oleh APC (l'Associazione Progresso dei Ciechi - Persatuan Kemajuan Tunanetra Italia) untuk berbicara dalam konvensi tentang integrasi social tunanetra, khususnya yang terkait dengan penggunaan
teknologi asistif. Konvensi diselenggarakan pada tanggal 27 Maret 2004 di Castel Ivano, Trentino, Italia utara.
Semua biaya perjalanan, akomodasi dan konsumsi, termasuk untuk pendamping, menjadi tanggungan APC.
Kamis 25 Maret 2004
Kami berangkat dari Bandung ke Jakarta dengan KA Parahiangan pukul 8.15 hari Kamis 25 Maret 2004. Mendampingi saya adalah anak sulung kami, Tommi.
Kami tiba di Gambir jam 11.15, ditunggu oleh Pak Rusmanto (supir Braillo) yang akan
mengantar kami ke bandara Sukarno-Hatta. Dia bilang, "Visanya sudah ada; harus diambil jam dua siang ini".
"Alhamdulillah!"
(Baru kemudian saya ketahui dari Mr. Watterdal bahwa ada kesulitan mengurus visa itu karena saya pergi dengan anak muda. Perlu diketahui bahwa pada masa itu perjalanan dari Indonesia ke banyak Negara dipersulit gara-gara marak serangan teroris di tanah air. Tetapi yang membuatnya lebih mudah adalah Tommi punya nama belakang Italia: Rinaldi).
Kami berangkat ke Roma dengan penerbangan Malaysia Airlines jam 18.30. Setelah transit di Kualalumpur selama dua jam, kami melanjutkan penerbangan ke Roma selama 12 jam. Kami tiba di Roma pukul 5.30 Jumat pagi (= pukul 11.30 Jumat siang WIB).
Penerbangan berikutnya adalah ke Venezia (bahasa Inggris Venice), pukul 10.55, satu jam. Venice terletak di Italia utara.
Kami sedikit panik ketika kopor kami tidak kami temukan, ternyata sudah ada di bagian "Lost and Found".
Jumat 26 Maret 2004
Kami sudah ditunggu oleh seseorang yang membawa banner bertuliskan "Welcome APC Onlus" (Selamat datang tamu APC). Dia adalah Picolo Pino, relawan dari APC. Dia membawa kami dengan mobil APC ke sebuah apartemen di Ivano Fracena, dua jam perjalanan ke daerah pegunungan propinsi Trentino. Di sepanjang jalan kami melihat banyak pabrik dan dealer mobil FIAT.
Apartemen tempat kami tinggal terdiri dari tiga lantai, dan di masing-masing lantai ada dua unit kamar. Setiap unit kamar ditata secara artistik, terdiri dari kamar tidur, ruang duduk dan kamar mandi. Di ruang duduk ada peralatan dapur yang lengkap: kompor gas, mesin cuci piring, kulkas, TV. Tetapi kami menggunakan dapur ini hanya untuk membuat teh panas. Pemandangan dari jendela adalah pegunungan yang ditutupi salju. Meskipun ini adalah akhir musim semi, tetapi udaranya masih dingin, dan hari ini ada hujan gerimis, dan malamnya bahkan masih turun salju. Suhu berkisar antara 1 hingga 10 derajat Celcius. Untung Pino meminjami saya jaket.
Setelah menyimpan kopor, kami dibawa ke restoran di sebelah apartemen untuk makan siang. Di sinilah kami makan selama tinggal di apartemen ini. Kami boleh meminta apa saja (yang ada di sini). Makan biasanya terdiri dari rangkaian sepiring spaghetti (atau makanan pasta lainnya), sepiring daging atau ikan, semangkok besar salad sayuran, disusul oleh buah-buahan dan kue, dan akhirnya secangkir kopi atau teh. Ukuran perut kami tidak cukup untuk menampung semua makanan itu hingga habis. Kopi di sini disajikan dalam cangkir kecil, tetapi kopinya sangat kental dan pahit tetapi enak.
Tinggal bersama kami di apartemen ini adalah Shmuel Retbi dan istrinya, seorang tunanetra ahli komputer dari Israel. Mereka adalah pemeluk agama Yahudi yang taat. Mereka membawa makanan sendiri dari Israel. Mungkin terlalu banyak jenis makanan yang diharamkan bagi mereka. Bukan hanya babi yang haram bagi mereka, tetapi semua jenis binatang yang menyusui. Karena konferensi kebetulan diselenggarakan pada hari Shabat (Sabtu), diharamkan juga bagi mereka naik kendaraan dari hotel ke tempat konferensi, dan mereka tidak boleh menggunakan microphone.
Malam harinya (Jumat 26 Maret), kami dibawa makan malam di restoran khas Italia, restoran dengan pelayanan seperti di rumah sendiri (rumah orang Italia). Makan bersama kami kira-kira 15 orang, antara lain adalah Ferdinando Cecato (presiden APC), Davide Cervelin (ketua panitia konferensi) dan istrinya Lucia, Barbara Negri (sekretaris Cervelin yang membantu berkorespondensi dengan orang luar Italia), Rafaela (ketua Pertuninya Italia), dan Cinzia Doriguzzi, mahasiswi fakultas hukum berusia 21 tahun, pegawai paruh waktu di APC, yang banyak membantu kami berkomunikasi dengan orang-orang Italia (tidak banyak orang Italia di sini yang dapat berbahasa Inggris). Suami istri dari Israel itu tentu saja tidak ikut bersama kami.
Sabtu 27 Maret 2004
Perjalanan dengan mobil dari hotel ke tempat konferensi, Castel Ivano, kurang dari 10 menit. Kastil Ivano adalah salah satu kastil tertua dan paling menarik di Trentino. Kastil ini terkenal, sering disebut-sebut dalam banyak legenda lokal. Kastil ini didirikan pada abad ke-12. Kini kastil ini dipergunakan sebagai tempat pameran seni moderen dan tempat pertemuan-pertemuan internasional.
Labels: Accessibility, Blindness, Disability
<< Home